JAKARTA, DDTCNews - Mulai membaiknya ekonomi global membawa harapan baru bagi ekonomi domestik di Indonesia. Momentum tersebut harus dimanfaatkan seluruh pemangku kepentingan untuk menggairahkan ekonomi domestik.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta pemangku kepentingan di industri jasa keuangan terlibat dalam pembangungan ekonomi nasional. Pasalnya, mulai membaiknya perekonomian global harus bisa ditangkap sebagai peluang.
"Sekarang waktunya bahwa kesempatan lebih baik dimulai pada tahun ini. Karena ekonomi dunia sudah mulai jalan cepat. Bukan hanya menggeliat tapi jalan cepat," katanya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (5/3).
Momentum membaiknya ekonomi global tersebut tercermin dari kenaikan sejumlah harga komoditas. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Nah sekarang kira-kira para pelaku ini bisa lari kenceng enggak? Dulu kenapa NPL (kredit macet) menguat karena harga komoditi drop, sehingga eksportir kita pun harga pun turun 50%, itu di tahun 2015 pengusaha demam. Tapi 2018 ini harusnya mulai bangkit," paparnya.
Tidak hanya faktor global yang mendukung perbaikan roda ekonomi nasional. Iklim domestik juga punya peranan penting dalam mendukung petumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun ini.
Wimboh menyebutkan salah satunya adalah terjaganya angka inflasi dan data Non Performing Loan (NPL) yang masih dalam zona aman yakni di bawah 3%.Â
"Inflasi terjaga yakni pada Februari berada di angka 0,17% (bulanan) dan secara tahunan (year on year) mencapai 3,18%, ini menunjukkan Indonesia sudah siap untuk tumbuh bersama perekonomian dunia. Dan juga di sektor perbankan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) masih dalam angka 2,86%," jelasnya.
Dengan segala potensi tersebut, maka menjadi penting kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah untuk menggenjot roda perekonomian. Dia menyebut pemerintah tidak bisa bergerak sendiri tanpa dukungan dari dunia usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (Gfa/Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.