JAKARTA, DDTCNews - Sejumlah poin asumsi makro ekonomi yang dijabarkan pemerintah telah mendapat lampu hijau dari DPR RI. Titik temu ini membuat Pemerintah, Bank Indonesia, dan DPR masuk dalam pendahuluan pembahasan RAPBN 2019.
Pembahasan alot sempat terjadi perihal angka pertumbuhan ekonomi yang pada tahun depan dipatok pemerintah sebesar 5,4%-5,8%. Sejumlah intrupsi anggota Komisi XI bergantian perihal target yang dinilai terlalu ambisius dan tidak realistis.
Angka ini lebih kecil dari asumsi Bank Indonesia yang menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 pada rentang 5,2% - 5,6%. Pimpinan Rapat Melchias Marcus Mekeng pun angkat suara perihal target pertumbuhan ini.
"Jadi kalau dirangkum yang paling rendah 5,1% dan paling tinggi 5,8% dari Fraksi Nasdem. Tapi lebih banyak di angka 5,2% -5,6%. Nanti silahkan pemerintah membuat perhitungan kembali kan masih ada waktu dari sekarang untuk membuat angka yang lebih realistis. Karena untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi ke 0,4% butuh anggaran yang besar kalau hanya mengandalkan APBN akan susah harus juga mengandalkan investasi," terangnya.
Melalui masukan para anggota dewan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemudian setuju agar usulan target pertumbuhan ekonomi 2019 mengikuti usulan dari Bank Indonesia, yakni dalam rentang 5,2% sampai 5,6%. Sedangkan untuk nilai tukar rupiah, disepakati menggunakan usulan Kemenkeu dari Rp13.700 sampai Rp14.000.
Adapun untuk poin asumsi makro ekonomi lain yang disepakati adalah suku bunga SPN 3 bulan sebesar 4,6% - 5,2%, kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 4,8%- 5,2%, tingkat kemiskinan 8,5%- 9,5%,gini ratio 0,38 sampai 0,39, lalu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 71,98.
Melalui asumsi yang telah disepakati, pemerintah bersama dewan akan melanjutkan pembahasan untuk RAPBN 2019 ke tahap berikutnya. Mekeng selaku pimpinan rapat kerja bersama memutuskan rapat masih akan dilanjutkan hingga Agustus 2018 nanti sebelum membahas postur RAPBN 2019 secara lebih detail.
Berikut adalah rangkuman asumsi RAPBN 2019: