Suasana konferensi pers RUU APBN 2018 oleh Menteri Keuangan dan jajaran eselon I Kemenkeu. (foto: Twitter Ditjen Pajak)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan target penerimaan pajak dalam APBN 2019 realistis untuk dicapai. Hal ini didasarkan pada persentase target kenaikan setoran perpajakan pada 2019 tidak terlampau tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Penegasan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini diungkapkan dalam Sidang Paripurna DPR yang menghasilkan keputusan pengesahan RUU APBN 2019. Menurutnya, target tersebut cukup realistis meskipun masih terdapat sejumlah tantangan.
“Cukup menantang, tapi realistis untuk dicapai,” katanya, Rabu (31/10/2018).
Dalam APBN 2019, target penerimaan perpajakan dipatok senilai Rp1.786,4 triliun. Target ini tumbuh 15,4% darioutlook tahun ini Rp1.548,5 triliun. Jika dibandingkan dengan target dalam APBN 2018 senilai Rp1.618,1 triliun, target pertumbuhan tahun depan hanya 10,4%.
Menurut Sri Mulyani, salah satu tantangan yang muncul adalah masih berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global. Normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan perang dagang menjadi penyebab utama.
Oleh karena itu, sambungnya, pemerintah menyiapkan instrumen fiskal sebagai bantalan yang kuat untuk menghadapi dinamika global tersebut. Dengan demikian, APBN disiapkan menjadi instrumen yang kredibel dan efektif untuk menjaga ekonomi nasional tetap stabil.
"Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menjaga perekonomian nasional. Untuk itu, penetapan target-target perekonomian kita harus diperhitungkan secara lebih realistis, menyesuaikan dengan kondisi perekonomian global,” jelasnya. (kaw)