Menko Perekonomian Darmin Nasution.
JAKARTA, DDTCNews—Pemerintah tengah mencari cara membenahi neraca perdagangan RI yang masih mencatat defisit, terutama dengan mendorong ekspor komoditas industri.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan selama ini Indonesia cukup tergantung pada komoditas tambang maupun hasil perkebunan untuk diekspor ke China.
“Produk yang kita ekspor ke China itu nggak mudah juga dialihkan ke negara lain karena itu hasil tambang dan hasil perkebunan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Darmin mengatakan melambatnya pertumbuhan ekonomi China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS)membuat pemerintah harus mulai fokus mencari komoditas lain untuk diekspor ke negara selain China.
Ia mencontohkan salah satu komoditas industri yang didorong ekspornya adalah produk otomotif, salah satunya kendaraan bermotor dalam bentuk jadi (completely build up/CBU).
Upaya yang sudah dilakukan adalah penyederhanaan prosedur ekspor tersebut dengan menerbitkan Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor PER-01/BC/2019 tanggal 1 Februari 2019.
“Seperti kemarin kami di Pelabuhan Tanjung Priok mengumumkan penyederhanaan urusan ekspor otomotif, ya kira-kira seperti itu [hal yang bisa dilakukan],” katanya.
Selain otomotif, pemerintah juga merumuskan komoditas industri yang lain untuk mendorong ekspor ke negara selain China itu, misalnya garmen dan tekstil. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.