Kepala BPS Suhariyanto (tengah) memberikan pemaparan.
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III/2019. Hasilnya menunjukkan ada tren perlambatan ekonomi.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pada kuartal III/2019, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02% secara tahunan. Kinerja tersebut tercatat melambat dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 5,17%.
“Pergerakan pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan,” katanya di Kantor BPS, Selasa (5/11/2019).
Suhariyanto mengungkapkan ekonomi yang tumbuh melambat bukan hanya secara tahunan atau year on year (yoy). Tren perlambatan juga terlihat secara kuartalan. Ekonomi tumbuh 3,06%, lebih rendah dari kinerja kuartal sebelumnya 3,09%.
Adapun, secara tahunan, sumber pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2019 masih didominasi oleh tiga sektor usaha. Pertama, industri pengolahan sebesar 0,86%. Kedua, perdagangan sebesar 0,63%. Ketiga, sektor konstruksi sebesar 0,56%. Sisanya sebesar 2,5% berasal dari sektor lainnya.
Sektor industri pengolahan sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi dari faktor produksi juga terpantau mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada kuartal III/2019 sektor industri tumbuh 4,15%, melambat dari periode yang sama tahun lalu 4,35%.
Kemudian, sektor pertanian sebagai penyumbang kedua dalam struktur PDB nasional sebesar 13,45% juga mengalami perlambatan. Pada kuartal III/2019, sektor pertanian tumbuh 3,08% atau masih lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang tumbuh 3,66%.
Selanjutnya, sektor perdagangan dengan sumbangan 13,02% terhadap PDB tercatat tumbuh 4,75%. Capaian tersebut masih lebih rendah dari kuartal III/2018 sebesar 5,28%. Sektor konstruksi tumbuh 5,65% pada kuartal III/2019 dan masih lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai 5,79%.
“Dari seluruh lapangan usaha sebetulnya alami pertumbuhan positif tapi jika dibandingkan tahun lalu ada beberapa sektor alami perlambatan pertumbuhan, seperti industri pengolahan, pertanian dan perdagangan," paparnya.
Suhariyanto menyatakan laju pertumbuhan ekonomi yang melambat saat ini sebagai imbas ketidakpastian ekonomi global saat ini. Hal tersebut, menurutnya, masih lebih baik dari beberapa negara mitra dagang yang pertumbuhan ekonominya terkoreksi tajam, seperti China, Singapura, dan Amerika Serikat.
“Kita mengalami perlambatan tapi saya kira kita tidak terlalu curam [perlambatan ekonominya] dari negara lain,” imbuhnya. (kaw)