Salah satu slide yang dipaparkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juni 2023 mencapai 3,52% atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan inflasi ini di antaranya disebabkan kenaikan harga bensin, beras, rokok kretek filter, kontrak rumah, dan bahan bakar rumah tangga.
"Inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan sejak Maret 2023," katanya, Senin (3/7/2023).
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, lanjut Pudji, kinerja inflasi tahunan paling besar terjadi pada kelompok transportasi yaitu sebesar 10,18% yang memberikan andil sebesar 1,23% terhadap inflasi umum.
Inflasi yang tinggi juga terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 2,85% dengan andil terhadap inflasi 0,76%.
Selain itu, kelompok pengeluaran perubahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 2,49% dan adil terhadap inflasi 0,48%.
Meski demikian, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,23% dengan andil terhadap inflasi 0,01%.
Berdasarkan komponennya, komponen inti pada Juni 2023 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 2,58% dengan andil terhadap inflasi 1,67%. Komponen inti memberikan andil yang paling besar selama setahun terakhir.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya tarif kontrak rumah, sewa rumah, biaya perguruan tinggi, emas perhiasan, dan upah asisten rumah tangga.
Kemudian, tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah masih tinggi dalam setahun terakhir, tetapi menunjukkan tren penurunan sejak Januari 2023. Inflasi komponen harga diatur pemerintah sebesar 9,21%, dengan andil terhadap inflasi 1,64%.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni bensin, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan dalam kota, rokok putih, tarif angkutan antarkota, dan solar.
Sementara itu, inflasi komponen harga bergejolak mencapai 1,2% dengan andil terhadap inflasi 0,21%.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, telur ayam ras, bawang putih, dan daging ayam ras," ujar Pudji.
Dia menyebut seluruh kota di Indonesia mengalami inflasi pada Juni 2023. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 6,10%. Adapun inflasi terendah dialami oleh Kota Gunungsitoli, yaitu sebesar 1,01%. (rig)