Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
JAKARTA, DDTCNews - Keseimbangan primer APBN akhirnya mampu berada dalam posisi surplus setelah bertahun-tahun mengalami defisit.
Kementerian Keuangan mencatat surplus keseimbangan primer pada APBN 2023 mampu mencapai Rp92,2 triliun, berbanding terbalik bila dibandingkan dengan rencana dalam Perpres 75/2023 yang menargetkan defisit keseimbangan primer senilai negatif Rp38,5 triliun.
"Ini adalah surplus keseimbangan primer pertama kali sejak 2012. Jadi lebih dari 10 tahun ini," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (2/1/2024).
Sri Mulyani mengatakan pemerintah sesungguhnya berencana mengembalikan keseimbangan primer ke zona positif pada 2020. Namun, rencana tersebut batal akibat pandemi Covid-19 yang menekan pendapatan dan meningkatkan kebutuhan belanja.
Perlu diketahui, keseimbangan primer adalah selisih antara pendapatan negara dan belanja primer. Adapun yang dimaksud dengan belanja primer adalah belanja negara dikurangi belanja pembayaran bunga utang.
Keseimbangan primer adalah indikator yang menggambarkan kemampuan pemerintah dalam membayar pokok dan bunga utang dengan pendapatan negara. Bila pemerintah mampu membukukan surplus keseimbangan primer, artinya pemerintah dapat menggunakan pendapatan negara untuk membayar seluruh atau sebagian pokok dan bunga utang.
Bila keseimbangan primer berada pada zona negatif, pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang periode sebelumnya. Untuk mencapai keseimbangan primer positif, pemerintah perlu meningkatkan pendapatan negara ataupun menekan belanja.
Sejalan dengan keseimbangan primer yang surplus, defisit anggaran ke level yang lebih rendah dari rencana awal. Defisit APBN 2023 tercatat hanya senilai Rp347,6 triliun atau 1,65% dari PDB.
"Jadi kalau Bu Menteri mengatakan keseimbangan primer positif setelah 2012, ini defisitnya yang lebih rendah itu tahun 2011 itu sebesar 1,14% [dari PDB]," ujar Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata. (sap)