Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berjalan menuju mobil usai memgikuti sidang kabinet paripurna terakhir di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/09/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
JAKARTA, DDTCNews - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai Indonesia memiliki potensi menarik lebih banyak investasi jika membentuk family office.
Luhut mengatakan saat ini setidaknya 28.000 orang kaya di dunia tengah mencari negara yang paling menarik untuk menempatkan dana. Indonesia pun dapat membentuk family office yang dilengkapi berbagai insentif pajak untuk menarik minat orang kaya agar menempatkan dananya.
"Ada orang bilang kalau kita tidak pajaki, kita dapat apa? Tetapi kalau bilang kita akan pajaki, dia tidak mau ke kita, dia lari ke tempat lain yang memberikan insentif yang bagus. Jadi negara ini harus juga bersiap kompetitif," katanya, Selasa (17/9/2024).
Luhut mengatakan terdapat potensi dana triliunan dolar AS yang dapat diundang masuk ke Indonesia apabila memiliki family office. Melalui pembentukan family office, lanjutnya, Indonesia juga akan mampu meningkatkan daya saing apabila dibandingkan dengan Singapura, Hong Kong, dan Dubai.
Dia menilai Singapura dapat menjadi contoh negara tetangga yang berhasil menarik dana karena pembentukan family office. Pemerintah pun harus memikirkan rencana pembentukan family office secara holistik agar efektif menarik dana dari orang-orang kaya di dunia.
Luhut kemudian mengisahkan pertemuannya dengan CEO Bridgewater Associates Ray Dalio dan keluarga Porsche yang tertarik menempatkan dana di Bali, Indonesia. Agar orang kaya ini bersedia menyimpan dana di Indonesia, pemerintah akan menyediakan insentif pajak.
"Jangan kita terus menghitung apa yang pemerintah dapat [dan] tanya juga dia dapat apa. Kita give and take. Kalau dia taruh duitnya, dia harus investasi. Dia waktu investasi, dia kita pajaki," ujarnya.
Luhut menambahkan kehadiran dana dari orang-orang kaya di dunia antara lain dibutuhkan untuk stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu melalui investasi yang mereka lakukan, dapat pula berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, Indonesia perlu tumbuh sekitar 7% hingga 8% agar mampu mencapai target sebagai negara maju. (sap)