Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews—Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Januari 2020 sebesar 0,39% secara bulanan. Sementara secara tahunan, laju inflasi tercatat sebesar 2,68%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan inflasi pada Januari 2020 disumbang oleh kenaikan harga bahan makanan dan rokok sekitar 1,62% atau memiliki andil 0,41% terhadap inflasi.
"Kontribusi terbesar penyumbang inflasi antara lain cabai merah sebesar 0,13%. Disusul, tembakau 0,02%,” kata Suhariyanto di kantornya, Senin (03/02/2020).
Meski begitu, lanjut Suhariyanto, ada komoditas pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang deflasi. Misal, daging ayam ras yang menyumbang 0,03% terhadap deflasi, serta telur ayam ras yang deflasi 0,01%.
Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi adalah pakaian dan alas kaki, sebesar 0,12% dengan andil 0,01%. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 0,13%, dengan andil 0,03%.
BPS juga mencatat ada kelompok pengeluaran penyumbang deflasi, yakni transportasi. Kelompok transportasi mengalami deflasi 0,89%. dengan andil 0,11%.
Menurut Suhariyanto, tarif pesawat mengalami penurunan, sehingga menyumbang deflasi 0,07%. Bensin juga memberi andil 0,06% terhadap deflasi seiring dengan harga bahan bakar jenis pertamax 92 dan pertamax turbo yang turun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai inflasi Januari tersebut lebih banyak disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga panen dan distribusi logistik terganggu. Meski demikian, ia tetap optimistis inflasi di sepanjang 2020 akan terjaga di level 3,1%.
Mengenai kenaikan harga rokok yang juga menyumbang inflasi, Sri Mulyani menanggapinya dengan santai. "Ya enggak apa-apa, seperti biasa. Itu adalah seasonal saja," kata Sri Mulyani. (rig)