Kepala BPS Suhariyanto memaparkan kinerja indeks harga konsumen pada Februari 2021. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2021 hanya sebesar 0,10% secara bulanan atau 1,38% secara tahunan.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tersebut dipengaruhi naiknya harga berbagai komoditas. Catatan inflasi tersebut juga lebih kecil dibandingkan dengan Januari 2021, yakni 0,26%.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2021 secara umum mengalami kenaikan tapi sangat tipis," katanya melalui konferensi video, Senin (1/3/2021).
Suhariyanto mengatakan inflasi yang rendah pada Februari 2021 tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi menyebabkan mobilitas masyarakat berkurang, pendapatan masyarakat berkurang, dan pada akhirnya daya beli juga menyusut.
Suhariyanto menyebut ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, seperti makanan, minuman, dan tembakau. Inflasinya 0,07% dan andilnya terhadap inflasi 0,02. Inflasi itu salah satunya disebabkan kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar yang masing-masing sebesar 0,02% karena pasokannya terpengaruh cuaca buruk.
Sementara itu, ada beberapa harga komoditas yang justru turun dan menyumbang deflasi, seperti daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02%, serta tomat, jeruk, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01%.
Kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki pada Februari 2021 juga mengalami inflasi 0,06%. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu pakaian sebesar 0,09%, sementara subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok alas kaki sebesar 0,05%. Kelompok itu pada Februari 2021 tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi nasional.
Sementara itu, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,04%. Inflasi itu misalnya karena naiknya tarif asisten rumah tangga.
Demikian pula pada kelompok transportasi yang pada Februari 2021 mengalami inflasi 0,30%. Menurut Suhariyanto, inflasi utamanya disebabkan kenaikan tarif jalan tol dan tarif angkutan udara.
"Seperti yang kita ketahui, pada 17 Januari 2021 kemarin ada kenaikan beberapa ruas jalan tol," ujarnya.
Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi yakni informasi, keuangan, dan jasa keuangan sebesar 0,03%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya yang deflasi 0,14%.
Dari 90 kota yang disurvei, 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12% dan terendah di Tasikmalaya dan Sumenep masing-masing 0,02%.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,55%. Deflasi terendah terjadi di Malang dan Tarakan masing-masing 0,01%. (kaw)