PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

Kasus Covid-19 Meningkat, Sri Mulyani Khawatir Ganggu Pertumbuhan PDB

Dian Kurniati
Senin, 14 Juni 2021 | 13.30 WIB
Kasus Covid-19 Meningkat, Sri Mulyani Khawatir Ganggu Pertumbuhan PDB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (14/6/2021).

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan menyebut kasus aktif Covid-19 yang kembali melonjak beberapa hari terakhir dapat menyebabkan proyeksi tertinggi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 sebesar 8% tidak tercapai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja ekonomi pada awal kuartal II/2021 telah menunjukkan tren yang positif. Namun, momentum pertumbuhan ekonomi akan melemah jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.

"Pada kuartal II, kami berharap akan terjadi pemulihan yang kuat, tetapi Covid yang terjadi sekarang pada minggu kedua Juni pasti akan pengaruhi proyeksi ini," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (14/6/2021).

Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 sebesar 7,1—8,3%. Proyeksi pertumbuhan tersebut diambil berdasarkan faktor technical rebound akibat baseline yang rendah pada kuartal II/2020 dan faktor musiman ketika momen Lebaran.

Dengan lonjakan kasus aktif Covid-19 pada pekan kedua Juni 2021, ia menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal ini berpeluang terpengaruh. Tekanan tersebut akan makin besar jika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro kembali berlanjut.

"Kalau untuk menurunkan Covid kami harus melakukan pembatasan maka proyeksi ekonominya akan terkoreksi. Ini trade off yang akan terus kita hadapi pada bulan-bulan ini," ujarnya.

Secara umum, Sri Mulyani menilai telah terjadi perbaikan pada sejumlah indikator makro ekonomi. Misal, dari sisi konsumsi, terlihat dari indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan ritel, serta data penjualan mobil ritel.

Dari sisi produksi, ada Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada pada level 55,30, tertinggi sepanjang sejarah. Angka tersebut menunjukkan pemulihan dari sektor industri manufaktur yang bahkan lebih baik dari sebelum pandemi Covid-19.

Menkeu memprediksi komponen pengeluaran dari konsumsi rumah tangga akan tumbuh 6,0—6,8%, sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh 8,1—9,7%. Dari sisi investasi, tumbuh 9,4—11,1% dan kinerja ekspor dan impor masing-masing tumbuh 14,9—19,7% dan 13,0—19,7%.

Sri Mulyani berharap tren pemulihan terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga target pertumbuhan 4,5—5,3% dapat tercapai. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.