Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Jumat (6/8/2021). (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal II/2021 normal di tengah kenaikan kasus covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan kasus Covid-19 menjadi salah satu bentuk ketidakpastian dalam sistem keuangan. Namun, semua anggota KSSK menyepakati komitmen penjagaan stabilitas sistem keuangan dan momentum pemulihan ekonomi.
"Stabilitas sistem keuangan triwulan II/2021 berada dalam kondisi normal di tengah meningkatnya kembali kasus varian Delta Covid-19," katanya melalui konferensi video, Jumat (6/8/2021).
Sri Mulyani mengatakan tren perbaikan kinerja ekonomi global berlanjut pada kuartal II/2021 ditopang oleh menguatnya perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China. Pada kuartal II/2021, ekonomi AS tercatat tumbuh 12% dan China 7,9%.
Perkembangan perekonomian global tersebut turut berdampak pada peningkatan transaksi perdagangan global dan harga komoditas.
Selanjutnya, ekspektasi pemulihan global ke depan masih ditopang langkah-langkah sejumlah negara maju yang masih mempertahankan stimulus fiskal dan moneter. Namun, di tengah optimisme tersebut, sejumlah negara kembali menghadapi penyebaran varian Delta Covid-19, di antaranya Inggris, Belanda, Malaysia, China, dan Thailand.
Sri Mulyani menyebut momentum penguatan kinerja ekonomi global dan kebijakan countercyclical pemerintah serta kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah mampu mendorong berlanjutnya arah pemulihan ekonomi nasional. Hal itu tercermin pada realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 yang sebesar 7,07%.
"Perkembangan tersebut menunjukkan arah dan strategi pemulihan ekonomi Indonesia yang baik," ujarnya.
Realisasi belanja negara yang tumbuh 9,38% pada semester I/2021 memberikan dorongan yang cukup signifikan pada komponen PDB dari sisi pengeluaran. Konsumsi pemerintah kuartal II/2021 tumbuh 8,06%. Konsumsi masyarakat, yang mencakup sekitar 55% dari total PDB, mampu tumbuh 5,93%.
Menurut Sri Mulyani, prospek pemulihan ekonomi nasional pada kuartal III dan IV/2021 sangat terkait erat dengan proses penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. Simak pula ‘Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2021 Melambat’.
Peningkatan kasus positif dan kematian Covid-19 yang disebabkan varian Delta telah mendorong diberlakukannya pembatasan mobilitas. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi aktivitas ekonomi, khususnya konsumsi, investasi, dan ekspor.
"Pemerintah melalui instrumen APBN terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi," imbuhnya. (kaw)