Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya potensi lonjakan inflasi bulanan pada Desember 2022.
Sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Desember cenderung naik akibat lonjakan permintaan sebagai imbas perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Secara historis komoditas pangan dengan demand tinggi terkait dengan hari besar keagamaan nasional dan libur, ini bisa jadi penyebab inflasi atau pemberi andil inflasi pada Desember," ujar Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto, Senin (12/12/2022).
Merujuk pada data BPS, inflasi bulanan pada Desember cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada Desember 2019, inflasi bulanan tercatat hanya sebesar 0,34%. Pada Desember 2021, BPS mencatat adanya inflasi bulanan hingga 0,57%.
Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil besar terhadap laju inflasi bulanan pada Desember cenderung sama dari tahun ke tahun, yakni cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara.
"Kita perlu waspada terkait dengan kenaikan harga beberapa komoditas menjelang Nataru," ujar Windhiarso.
Untuk diketahui, BPS mencatat inflasi tahunan pada November 2022 mencapai 5,42%, lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,71%. Inflasi pada November 2022 disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan tarif angkutan udara.
Adapun barang-barang yang tercatat mulai mengalami kenaikan harga antara lain beras, tahu, dan tempe. Kenaikan harga beras oleh turunnya produksi pada akhir tahun dan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM, sedangkan kenaikan harga tahu dan tempe disebabkan oleh kurangnya stok kedelai dalam negeri. (sap)