Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bakal sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut diambil berdasarkan pertimbangan kondisi ekonomi global yang melambat karena adanya tekanan geopolitik dan risiko resesi di AS dan Eropa.
"Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2022 akibat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global," katanya seusai mengikuti rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I/2023, Selasa (31/1/2023).
Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, pemerintah masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 5% seiring dengan momentum pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.
Menurutnya, perekonomian Indonesia masih akan tumbuh tinggi pada kuartal I/2023. Selain karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dihentikan, pertumbuhan ekonomi saat varian Covid-19 Omicron melanda pada kuartal I/2022 juga relatif rendah.
"Dengan kebijakan PPKM sudah tidak dilakukan lagi, berarti mobilitas masyarakat di mana-mana sudah luar biasa. Ini lebih tinggi lagi dibandingkan kuartal IV/2022 yang sudah mengalami peningkatan karena Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Sri Mulyani menjelaskan perekonomian pada tahun 2023 memang masih akan dibayangi oleh banyak risiko yang berpotensi menekan pertumbuhan. Namun demikian, sambungnya, terdapat juga beragam upside risk yang jauh lebih kuat.
Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,8% pada tahun ini, atau di bawah asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2023 yang ditetapkan sebesar 5,3%.