NEW YORK, DDTCNews – Rencana yang sudah lama digadang-gadang namun terus tertunda itu akhirnya dieksekusi: Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (the Fed), menaikkan suku bunga acuannya (fed fund rates) sebesar 0,25%.
Dengan kenaikan itu, suku bunga acuan AS kini berada pada kisaran 0,50% sampai 0,75%. Kenaikan ini sendiri merupakan kali kedua suku bunga AS naik dalam satu dekade terakhir. Terakhir kali bunga naik pada Desember 2015, hampir persis setahun yang lalu.
“Dengan menyadari situasi ekonomi dan ekspektasi terhadap laju inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja, komite [FOMC] sepakat menaikan target kisaran suku bunga acuan menjadi ½%-3/4%,” ungkap keterangan resmi Federal Open Market Committe (FOMC) Rabu (14/12) waktu setempat.
Keterangan resmi itu juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi AS sejak pertengahan tahun ini sudah naik cukup tinggi, dan sekaligus membuat bank sentral kian percaya diri terhadap keberlanjutan kenaikan suku bunga acuan.
Berdasarkan pantauan DDTCNews, kebijakan the Fed mengerek suku bunganya ini langsung membuat berbagai mata uang melemah, seiring dengan menguatnya dolar AS. Bersamaan dengan itu, berbagai indeks bursa acuan dunia juga melemah, termasuk IHSG Bursa Efek Indonesia.
Pada saat bersamaan, dewan gubernur Bank Indonesia siang ini akan menggelar rapat untuk mengumumkan besaran suku bunga acuannya, yaitu BI 7 Days Reverse Repo Rate, apakah tetap pada level 4,75%, naik, atau turun sekian basis guna meredam penguatan dolar AS. (Gfa/Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.