JAKARTA, DDTCNews – Presiden RI Joko Widodo menegaskan proses dwelling time yang pernah terjadi berada di angka 3,7-2,5 harus dipercepat menjadi sekitar 2 hari.
Hal tersebut diungkapkan Presiden saat meresmikan Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung Priok, atau disebut New Priok Container Terminal (NPCT) 1, Selasa (13/9)
Presiden menegaskan memang ada beberapa pelabuhan dengan dwelling time yang lebih lama, misalnya Pelabuhan Belawan yang berkisar 8 hari dan Pelabuhan Tanjung Perak yang berkisar 6 hari. Namun, Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama harus tetap lebih cepat.
“Saya minta dwelling time Tanjung Priok dipercepat menjadi sekitar 2 hari. Prosedur yang terlalu menyulitkan itu harus dipangkas sebagai upaya meningkatkan daya saing kita,” tegasnya dalam acara peresmian tersebut.
Terminal petikemas yang diresmikan itu sendiri adalah terminal petikemas pertama di Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok. Terminal ini diproyeksikan mampu melayani kapal petikemas dengan kapasitas sebesar bobot di atas 150.000 DWT.
“Untuk sementara, petikemas pertama telah selesai diresmikan, maka selanjutnya yang kedua dan ketiga, serta terminal produk 4-5 juga harus diselesaikan dengan target tahun 2019 harus sudah selesai,” ujarnya.
Peresmian ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan arus petikemas serta kargo di pelabuhan Tanjung Priok. Peningkatan kapasitas tersebut menjadi 7 juta TEUs per tahun, yang sebelumnya sekitar 5 juta TEUs per tahun.
Peningkatan 7 juta TEUs per tahun tersebut merupakan upaya dalam jangka pendek, sedangkan untuk upaya jangka panjang kapasitas total pelabuhan Tanjung Priok akan meningkat menjadi 11,5 juta TEUs per tahun seusai keseluruhan Terminal Kalibaru selesai dibangun.
Sebelumnya, Presiden telah berkunjung setidaknya dua kali ke Tanjung Priok untuk melakukan pengecekan pada pelabuhannya. Kunjungan pertama, presiden memberi perintah kepada PT Pelindo II untuk mempercepat proyek pembangunannya.
Lalu kunjungan kedua yakni hari ini untuk meresmikan NPCT untuk meningkatkan kemampuan persaingan antar negara. Beberapa negara telah membuat inovasi baru serta membentuk fasilitas yang mendukung untuk memperkuat persaingan.
NPCT menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia yang sekaligus menjadi pelabuhan Internasional. Karena NPCT memiliki sistem informasi barang dengan sistem yang mutahir untuk membantu proses pekerjaan lebih efektif untuk menopang perekonomian.
Hal ini disebabkan karena pelabuhan menjadi salah satu fasilitas untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Jika peningkatan kapasitas tidak dilakukan, maka investor akan sangat mudah untuk meninggalkan Indonesia.
Adapun pembangunan pada Terminal Petikemas Kalibaru dilakukan dengan melalui beberapa fase, yakni pada fase 1A Terminal Petikemas Kalibaru merupakan terminal petikemas pertama dari tiga terminal petikemas, lalu pembangunan pada dua terminal produk.
Pembangunan fase 2 pada Terminal Kalibaru akan dilaksanakan seusai pengoperasian terminal Kalibaru. Selanjutnya pada saat keseluruhan proyek selesai dibangun, maka akan ada sekitar tujuh terminal petikemas dan dua terminal produk dengan area pendukung seluas 411 Ha ini.
Presiden menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan PT Pelindo II harus menggandeng pihak investor swasta jika memang sangat diperlukan. Karena persaingan antar negara sudah berada di depan mata, dan sama sekali tidak bisa terlambat pembangunannya.
Pembangunan pelabuhan modern tersebut tidak bisa ditunda sekalipun hanya sebentar, mengingat pembangunan tersebut akan memperkuat konektivitas antar pulau dan meningkatkan arus investasi yang datang ke Indonesia.
Kemudian, Terminal Petikemas Kalibaru diproyeksikan mampu menampung kapal besar dari negara lain, bahkan bisa langsung memasuki pelabuhan Tanjung Priok dan tidak perlu transit di negara lain terlebih dulu. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.