JAKARTA, DDTCNews – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi per tahun 2016 mencapai Rp612,8 triliun atau tumbuh 12,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang sebesar Rp545,4 triliun. Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang naik 20,5% menjadi Rp216,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang naik 8,4% menjadi Rp396,6 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan capaian realisasi investasi PMDN dan PMA pada 2016 tersebut melampaui target realisasi investasi tahun 2016 sebesar 3,0%, dari target Rp 594,8 triliun. Mayoritas 75,5% merupakan proyek baru dan sisanya proyek perluasan.
"Capaian tersebut memberikan optimisme bahwa bukan saja target tahun 2016 telah terlampaui, namun target tahun 2017 sebesar Rp678,8 triliun juga memberikan harapan dan optimisme akan dapat dicapai. Realisasi investasi 2016 ini merupakan pertanda yang baik dan cukup positif," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/1).
Ia memaparkan kinerja investasi tetap menunjukkan geliat pertumbuhan di tengah-tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan regional, juga menunjukkan investasi memberikan dampak berganda, antara lain peningkatan penyerapan lapangan kerja. Makna strategis dari capaian positif realisasi investasi ini juga memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan dapat terjaga dengan baik.
Berdasarkan wilayah pada periode Januari - Desember 2016, realisasi PMDN dan PMA tertinggi ada di Wilayah Jawa yang mencapai Rp328,7 triliun atau sekitar 53,6%, di mana PMDN Rp126,35 triliun dan PMA US$14,7 miliar. Realisasi PMDN & PMA Januari-Desember 2016 berdasarkan lokasi proyek 5 besar adalah Jawa Barat Rp105,3 triliun, Jawa Timur Rp72,9 triliun, DKI Jakarta Rp58,8 triliun, Banten Rp52,3 triliun dan Sumatera Selatan Rp46,8 triliun.
Realisasi PMDN terbesar berikutnya berada di Wilayah Sumatera Rp39,82 triliun, Kalimantan Rp33,58 triliun, Sulawesi Rp13,56 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp2,65 triliun serta Maluku dan Papua Rp251,3 miliar. Sedangkan PMA terbesar berikutnya berada di Wilayah Sumatera US$5,6 miliar, Sulawesi US$2,7 miliar, Kalimantan US$2,5 miliar, Maluku dan Papua US$2,2 miliar serta Bali dan Nusa Tenggara US$947,9 juta.
Sepanjang periode Januari-Desember 2016, tercatat realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp284,1 triliun atau 46,4% dari total realisasi investasi. Hal ini meningkat sebesar 14,2% dari periode yang sama tahun 2015. Thomas mengharapkan akan lebih dapat menciptakan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah khususnya di luar Jawa.
“Untuk mendukung peningkatan investasi di luar Pulau Jawa ini diperlukan kerja sama dari semua pemangku kepentingan, termasuk instansi pemerintah pusat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi di Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk lebih memberikan kemudahan bagi para investor,” paparnya.
Berdasarkan sektor, investasi sepanjang tahun lalu mayoritas mengalir ke sektor industri dan manufaktur. Industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi mencapai Rp69,6 triliun atau 11,3%; disusul industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik Rp64,9 triliun dengan persentase 10,6%; industri makanan dan minuman Rp6,1 triliun sebesar 10%; listrik, gas dan air Rp52,1 triliun 8,5%; dan pertambangan Rp43,6 triliun sebesar 7,1%.
Khusus PMA, didominasi industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik US$3,9 miliar atau 13,4%. Disusul industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$2,9 miliar atau 10%. Lalu industri kertas, barang dari kertas dan percetakan US$2,8 miliar atau 9,6%, pertambangan US$2,7 miliar atau 9,5%, industri alat angkutan dan alat transportasi lainnya US$2,4 miliar atau 8,2%.
Adapun berdasarkan asal negaranya, PMA terbesar datang dari Singapura US$9,2 miliar atau 31,7%, Jepang US$5,4 miliar atau 18,6%, Tiongkok US$2,7 miliar atau 9,2%, Hongkong US$2,2 miliar atau 7,8% dan Belanda US$5,1 miliar atau 5,1%. Secara keseluruhan, investasi tahun lalu menyerap 1,39 juta tenaga kerja.
BKPM mencatat investasi Triwulan IV (Oktober-Desember) 2016 mencapai sebesar Rp159,4 triliun atau meningkat 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Realisasi PMDN mencapai Rp58,1 triliun atau meningkat 25,8% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, sedangkan PMA mencapai Rp101,3 triliun atau tumbuh 2,1%.
Selama periode Triwulan IV 2016, tercatat penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 434.466 orang, terdiri dari oleh PMDN sebanyak 124.843 orang dan oleh PMA sebanyak 309.623 orang. (Amu)